Saturday, November 16, 2019

Perlukan Orang Dewasa Melakukan Vaksin Influenza?

Virus dan bakteri merupakan dua "sosok" yang menyeram bagi hampir setiap ibu. Apa lagi diperalihan musim seperti sekarang ini, kita, baik orang dewasa maupun bayi serta anak-anak, rentan terkena virus. Salah satunya ialah virus influenza (flu). Dilansir dari hellosehat.com, bakteri ialah sel tunggal yang kompleks. Bakteri dapat bertahan hidup sendiri tanpa inang di dalam atau pun luar tubuh.

Sementara, virus berukuran lebih kecil dan bukan merupakan sel. Tidak seperti bakteri, virus membutuhkan inang, seperti manusia atau hewan untuk berkembang biak. Virus dapat menyebabkan penyakit infeksi dengan cara masuk dan berkembang biak di dalam sel-sel sehat inangnya.

Tak Pandang Usia

Virus, dalam hal ini ialah flu dapat menyerang siapa pun. Terlebih pada bayi yang daya tahan tubuhnya masih sangat lemah. Karena itu, ketika seorang bayi terlahir, sangat penting untuk langsung diberikan vaksin sesuai yang dianjurkan. Polio, Rubela, Rotavirus, Haemophilus influenza tipe B, Campak, Tuberkulosis, Tetanus, Difteri, Penyakit gondongan, Hepatitis B, dan batuk rejan merupakan beberapa jenis penyakit yang dapat dicegah dengan melakukan vaksin. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pun telah mengeluarkan jadwal vaksin atau imunisasi, baik wajib maupun tambahan, bagi anak usia 0-18 tahun. Seperti pada tabel di bawah ini.

Jadwal imunisasi IDAI
Zea, panggilan anakku, pertama kali terserang flu dan batuk waktu usianya kurang dari dua bulan. Sewaktu itu, ia tertular dari orang dewasa disekitarnya. Sebagai ibu, sedih rasanya sewaktu melihat Zea menangis akibat sakit. Apa lagi sebagai ibu baru, bingung juga harus melakukan apa pada saat itu. Ditambah anak sekecil itu belum bisa mengutarakan rasa sakitnya, cuma bisa menangis. Jadilah aku ikutan nangis, kalau anak nangis. Mellow banget rasanya harus melihat matanya sembab, wajahnya merah, gelisah, dan hidungnya tersumbat. Tidurnya pun jadi kurang nyenyak.

Kalau malam, tiba-tiba nangis karena suhu tubuhnya yang tinggi. Nafasnya pun kurang lega. Maunya tidur setengah duduk di atas dada ibunya. Apa lagi kalau ditambah muntah, aduh, rasanya kaya pengin menggantikan posisinya saat itu juga. Kasihan banget, nggak tega.

Dari pengalaman itu, akhirnya mau tidak mau aku harus agak 'galak' dengan orang-orang disekitarnya. Karena, kebersihan adalah nomor satu dalam mengurangi penyebaran virus. Berdasarkan penjelasan dr. Attila Dewanti Sp.A(K) dalam acara Blogger Gathering Happy Kids, With No Flu Worries pada Minggu (10/11) lalu, virus flu dapat hidup di permukaan selama 48 jam setelah seseorang bersin tanpa penutup lalu memegang berbagai benda. Oleh karena itu, menggunakan tisu saat batuk dan bersin, buang tisu secepat mungkin, mencuci tangan, menghindari bersentuhan, menggunakan masker dan membersihkan sekeliling kita merupakan beberapa upaya dalam mengurangi penyebaran virus.


dr. Attila dan Namira Monda sebagai pengisi acara
Dekorasinya ini gemes banget!
Virus ini pun dapat menginfeksi orang lain satu hari sebelum gejala berkembang, hingga 5-7 hari setelah benar-benar sakit. Dalam satu tahun, orang dewasa dapat terkena flu sebanyak dua kali. Sementara pada anak hingga empat kali per tahun. Karena itu, salah satu upaya lainnya untuk mencegah flu adalah dengan melakukan vaksin influenza yang dapat dilakukan pada setiap tahunnya, atau satu tahun sekali secara rutin.

Apakah Vaksin Aman? Kenapa Harus Vaksin?

Vaksin mengandung bakteri atau virus yang dilemahkan atau dimatikan. Sebelum digunakan, tentunya vaksin telah melalui berbagai uji klinis untuk memastikan keamanan serta efektivitasnya. Sehingga, dengan kata lain, vaksin aman diberikan pada bayi. 

Saat  bayi divaksinasi, sistem imunnya mengenali zat-zat yang masuk ke dalam tubuhnya sebagai hal buruk. Sehingga jika suatu saat tubuh bayi terserang virus penyebab penyakit tersebut, sistem imunnya secara otomatis akan mengidentifikasi virus sebagai hal buruk dalam tubuh dan mematikannya. 

Lebih lanjut, dr. Attila pun menambahkan bahwa untuk memutus rantai virus, vaksin tidak hanya diberikan pada bayi saja, melainkan juga orang dewasa. Vaksin influenza mulai dapat diberikan pada bayi berusia 6 bulan sebagai vaksin tambahan hingga orang dewasa berusia lanjut.

Vaksin dirasa kurang efektif jika hanya diberikan pada bayi saja sementara orang dewasa disekitarnya tidak. Dengan vaksin, bukan berarti kita jadi tidak terserang flu sama sekali, hanya saja vaksin ini dapat membantu mengurangi komplikasi seperti pneumonia. Juga dapat membantu kita mencegah dan menularkan flu kepada orang lain.

World Health Organization (WHO) bahkan merekomendasikan vaksinasi tahunan untuk wanita hamil, anak-anak usia 6 bulan hingga 5 tahun, orang lanjut usia (lebih dari 65 tahun), individu dengan kondisi medis kronis, dan pekerja di bidang kesehatan. Merasa daya tahan tubuh baik bukan berarti jadi tidak mudah terkena virus, karena virus bisa datang kapan aja tanpa permisi. 

Terlebih bagi kita yang merawat seorang bayi atau pun turut membantu merawatnya, vaksinasi penting diberikan. Sekuat apa pun kita menjaga kesehatan bayi tapi kalau orang dewasa yang berada di lingkungan sekitarnya rentan terhadap virus, pada akhirnya memiliki kesempatan untuk tertular juga. Maka dari itu, untuk memutus mata rantai penyebaran virus, vaksin influenza sangat perlu diberikan juga pada orang dewasa.

Setelah mendapat kesempatan mengikuti acara bermanfaat ini, keinginan aku untuk divaksin pun semakin kuat. Secara akulah yang selama 24 jam bersama Zea di rumah, akan merasa bersalah pastinya kalau Zea sakit akibat tertular oleh kita. Jadi, kapan nih mau divaksin?

Note: main-main ke Kenapa Harus Vaksin untuk informasi tentang vaksin lebih lanjut.




With love,


No comments:

Post a Comment