Traveling atau jalan-jalan merupakan suatu hal yang bisa me-refresh kembali pikiran dan tubuh kita dari segala bentuk kepenatan maupun stress, baik akibat pekerjaan, masalah pribadi, mau pun lain halnya. Bisa dibilang, jalan-jalan merupakan sebuah terapi untuk me-recharge diri.
Dengan traveling, kita juga bisa mempelajari banyak hal, apa lagi kalau tempat atau negara tersebut merupakan tempat yang baru bagi kita. Setiap orang pasti punya pilihan tempat atau negara favoritnya masing-masing, ada yang suka naik gunung, ke pantai, atau pun city tour baik di dalam maupun luar negeri. Bebas, semua kembali ke pilihan masing-masing.
Kalau gue suka semua, kecuali naik gunung karena belum pernah, jadi belum bisa bilang apakah gue suka jadi anak gunung atau nggak. Nah, tapi bagi kalian yang suka city tour, apa lagi dengan hal-hal yang berbau dengan sejarah dari sebuah kota atau negara, dalam tulisan kali ini gue akan mengangkat Swiss, adalah tempat yang harus ada di dalam list traveling kalian.
Selain kaya akan sejarah, negara ini juga menawarkan pemandangan alam yang luar biasa indahnya dan udara yang begitu sejuk. Tapi, enaknya pakai maskapai apa ya kira-kira untuk ke Swiss? Sebenarnya hal pertama yang harus diperhatikan itu adalah budget, itu sudah pasti ya. Berawal dari situ, kalian bisa cari-cari maskapai dengan budget yang sesuai.
Kalau gue pribadi, lebih suka pakai Emirates (atau terkadang Etihad) untuk penerbangan jauh, dengan rentang penerbangan 6 atau 7 jam di udara, transit di Dubai kalau Emirates dan di Abu Dhabi kalau Etihad, ambil transit yang 3 jam terus lanjut terbang lagi. Jadi, penerbangan gue bisa dibilang setengah di udara dan setengah di darat.
Gue selalu menghindari penerbangan dengan rentang waktu terlalu lama di udara. Selain karena nggak baik buat kesehatan (katanya sih gitu), pegal juga oy! Sekali pun kalian pakai business, ya bosan juga. Kerjaannya cuma makan, tidur, nonton, baca buku, and repeat.
Kedua, pas lagi milih mau pakai maskapai apa, coba tanya lagi ke diri sendiri, 'mau penerbangan langsung atau muter-muter?' 'mau transit sebentar atau lama?'
Pasti kalian juga sudah nggak asing deh dengan "rumus" di bawah ini.
Opsi maskapai tentu ada banyak, tapi semakin jauh atau rute pesawatnya muter-muter, maka kemungkinan untuk mendapatkan harga tiket yang murah semakin besar.
Begitu juga dengan sistem transit, kalian bisa pilih mau selama apa transitnya. Semakin singkat waktu transitnya, maka kemungkinan harga tiket lebih mahal juga semakin besar. Jadi balik lagi, pertanyaan tersebut bisa disesuaikan dengan budget masing-masing.
Tapi, bagian positif di saat kalian ambil waktu transit yang lama, misal di atas 8 jam, kalian bisa jalan-jalan dulu keluar bandara untuk sekadar lihat-lihat kota setempat. Kalau negara tersebut memerlukan visa, biasanya petugas imigrasi, setelah ditanya tujuannya untuk apa, akan kasih visa yang berlaku hanya untuk beberapa jam saja, kalau kamu pemegang paspor hijau (kalau nggak salah ya, bisa dikroscek lagi). Tapi, ada juga sih yang kalau mau keluar ya tinggal keluar saja. Dikarenakan paspor gue hitam (aih sombong) jadi kalau mau keluar ya tinggal keluar, jadi maafkeun kurang bisa ngasih informasi lebih dalam soal ini, dari pada salah ya kan.
Anyway, begitulah kira-kira tips singkat dari gue dalam memilih maskapai. Yang juga gue terapkan dalam memilih pesawat untuk ke Swiss dari Vienna. Sebenarnya ada juga penerbangan dari Bratislava, dimana keluarga gue tinggal saat ini. Tapi karena rute dan jadwal penerbangan di Bratislava masih sedikit, plus pas musim liburan juga pada saat itu, jadi harga tiketnya menjadi dua kali lipat.
Untuk ke Swiss, sebenarnya bisa naik kereta juga selain pesawat, tapi karena alasan tertentu jadi pilihan jatuh kepada pesawat. Penerbangan dari Vienna ke Zurich kurang lebih memakan waktu 1,5 jam. Kita pakai maskapai Austrian. Pelayanannya ok juga maskapai satu ini, pemeriksaan terhadap barang-barang kita juga terbilang cukup ketat. Nggak sekadar formalitas asal-asal periksa gitu. Karena penerbangan dekat, jadi nggak ada entertainment di dalamnya, dan bukan pesawat besar juga sih.
Untuk pembelian tiket langsung di tempat, ada dua pilihan. Kalian bisa beli sendiri di mesin-mesin berwarna biru-merah atau langsung ke loketnya. Nanti akan ada yang berjaga di dekat mesin untuk memandu, khususnya untuk turis-turis, dalam pembelian tiket. Panggil saja kalau kalian bingung. Kalau pas beli tiket ada kesalahan, gimana? Salah pencet jam keberangkatan atau salah input tanggal, bisa dirubah nggak ya di mesinnya? Kalau tiket sudah keluar, ya nggak bisa. Kalian bisa langsung aja ke loketnya, dan bilang kalau ada kesalahan. Nanti petugas setempat akan bantu.
Bentuk dari mesin pembelian tiket kereta antar kota maupun negara ini, kira-kira seperti foto di bawah. Jangan lupa siapkan juga uang receh, koin dan kertas yang mulus, untuk beli tiket keretanya. Untuk lokasi loketnya, tepat berada di depan mesin-mesin tersebut (di lantai bawah). Mesin ini sebenarnya ada di beberapa sudut stasiun juga, tapi kalau kalian ngejar waktu dan pengen lebih cepat, bisa ke lantai bawah. Selain mesinnya lebih banyak dan berdampingan, juga depan-depanan sama loketnya.
Jadi kalau ada kesalahan atau hal lain, bisa langsung ke loket tanpa harus cari-cari lagi dimana letak loketnya. Setelah itu bisa langsung bergegas ke peron yang sudah tertera di tiketnya deh. Atau, kalian juga bisa beli langsung di website-nya SBB CFF FFS.
Dengan traveling, kita juga bisa mempelajari banyak hal, apa lagi kalau tempat atau negara tersebut merupakan tempat yang baru bagi kita. Setiap orang pasti punya pilihan tempat atau negara favoritnya masing-masing, ada yang suka naik gunung, ke pantai, atau pun city tour baik di dalam maupun luar negeri. Bebas, semua kembali ke pilihan masing-masing.
Kalau gue suka semua, kecuali naik gunung karena belum pernah, jadi belum bisa bilang apakah gue suka jadi anak gunung atau nggak. Nah, tapi bagi kalian yang suka city tour, apa lagi dengan hal-hal yang berbau dengan sejarah dari sebuah kota atau negara, dalam tulisan kali ini gue akan mengangkat Swiss, adalah tempat yang harus ada di dalam list traveling kalian.
Selain kaya akan sejarah, negara ini juga menawarkan pemandangan alam yang luar biasa indahnya dan udara yang begitu sejuk. Tapi, enaknya pakai maskapai apa ya kira-kira untuk ke Swiss? Sebenarnya hal pertama yang harus diperhatikan itu adalah budget, itu sudah pasti ya. Berawal dari situ, kalian bisa cari-cari maskapai dengan budget yang sesuai.
Kalau gue pribadi, lebih suka pakai Emirates (atau terkadang Etihad) untuk penerbangan jauh, dengan rentang penerbangan 6 atau 7 jam di udara, transit di Dubai kalau Emirates dan di Abu Dhabi kalau Etihad, ambil transit yang 3 jam terus lanjut terbang lagi. Jadi, penerbangan gue bisa dibilang setengah di udara dan setengah di darat.
Gue selalu menghindari penerbangan dengan rentang waktu terlalu lama di udara. Selain karena nggak baik buat kesehatan (katanya sih gitu), pegal juga oy! Sekali pun kalian pakai business, ya bosan juga. Kerjaannya cuma makan, tidur, nonton, baca buku, and repeat.
Kedua, pas lagi milih mau pakai maskapai apa, coba tanya lagi ke diri sendiri, 'mau penerbangan langsung atau muter-muter?' 'mau transit sebentar atau lama?'
Pasti kalian juga sudah nggak asing deh dengan "rumus" di bawah ini.
Opsi maskapai tentu ada banyak, tapi semakin jauh atau rute pesawatnya muter-muter, maka kemungkinan untuk mendapatkan harga tiket yang murah semakin besar.
Begitu juga dengan sistem transit, kalian bisa pilih mau selama apa transitnya. Semakin singkat waktu transitnya, maka kemungkinan harga tiket lebih mahal juga semakin besar. Jadi balik lagi, pertanyaan tersebut bisa disesuaikan dengan budget masing-masing.
Tapi, bagian positif di saat kalian ambil waktu transit yang lama, misal di atas 8 jam, kalian bisa jalan-jalan dulu keluar bandara untuk sekadar lihat-lihat kota setempat. Kalau negara tersebut memerlukan visa, biasanya petugas imigrasi, setelah ditanya tujuannya untuk apa, akan kasih visa yang berlaku hanya untuk beberapa jam saja, kalau kamu pemegang paspor hijau (kalau nggak salah ya, bisa dikroscek lagi). Tapi, ada juga sih yang kalau mau keluar ya tinggal keluar saja. Dikarenakan paspor gue hitam (aih sombong) jadi kalau mau keluar ya tinggal keluar, jadi maafkeun kurang bisa ngasih informasi lebih dalam soal ini, dari pada salah ya kan.
Anyway, begitulah kira-kira tips singkat dari gue dalam memilih maskapai. Yang juga gue terapkan dalam memilih pesawat untuk ke Swiss dari Vienna. Sebenarnya ada juga penerbangan dari Bratislava, dimana keluarga gue tinggal saat ini. Tapi karena rute dan jadwal penerbangan di Bratislava masih sedikit, plus pas musim liburan juga pada saat itu, jadi harga tiketnya menjadi dua kali lipat.
Untuk ke Swiss, sebenarnya bisa naik kereta juga selain pesawat, tapi karena alasan tertentu jadi pilihan jatuh kepada pesawat. Penerbangan dari Vienna ke Zurich kurang lebih memakan waktu 1,5 jam. Kita pakai maskapai Austrian. Pelayanannya ok juga maskapai satu ini, pemeriksaan terhadap barang-barang kita juga terbilang cukup ketat. Nggak sekadar formalitas asal-asal periksa gitu. Karena penerbangan dekat, jadi nggak ada entertainment di dalamnya, dan bukan pesawat besar juga sih.
Dari Zurich Ke Bern
Tujuan pertama gue adalah ke Bern. Sesampainya di Bandara Zurich Flughafen, gue langsung menuju ke stasiunnya yang berada di lantai bawah. Tapi sebelumnya, gue beli tiket kereta untuk ke Bern terlebih dulu.
Wujud bandara (kanan atas) dan stasiun di Zurich |
Stasiun Zurich |
Bentuk dari mesin pembelian tiket kereta antar kota maupun negara ini, kira-kira seperti foto di bawah. Jangan lupa siapkan juga uang receh, koin dan kertas yang mulus, untuk beli tiket keretanya. Untuk lokasi loketnya, tepat berada di depan mesin-mesin tersebut (di lantai bawah). Mesin ini sebenarnya ada di beberapa sudut stasiun juga, tapi kalau kalian ngejar waktu dan pengen lebih cepat, bisa ke lantai bawah. Selain mesinnya lebih banyak dan berdampingan, juga depan-depanan sama loketnya.
Jadi kalau ada kesalahan atau hal lain, bisa langsung ke loket tanpa harus cari-cari lagi dimana letak loketnya. Setelah itu bisa langsung bergegas ke peron yang sudah tertera di tiketnya deh. Atau, kalian juga bisa beli langsung di website-nya SBB CFF FFS.
Loket dan mesin untuk membeli tiket kereta |
Wujud dari tiketnya |
Wujud luar dan dalam kereta |
Gue ambil rute via Zurich Flughafen-Olten, kalau nggak salah waktu tempuhnya sekitar 1-2 jam. Untuk harga tiketnya sendiri adalah CHF 112.00 atau sekitar 1 jutaan Rupiah, dengan hitungan kurs 1 CHF sama dengan Rp 14.488. Iya, terbilang mahal memang. Ya seperti yang kita tahu, di Swiss emang serba pricey. Ke toilet aja paling murah bayarnya CHF 2, hampir Rp 30.000. Di kita, dengan harga segitu bisa dapat dua piring bakso, hahaha!
Anway, dari mesin tadi, kita nggak cuma bisa beli tiket untuk antar kota atau negara saja. Tapi juga bisa beli tiket untuk tram, bis, dan lainnya. Ada juga paket-paket tertentu yang sudah mereka siapkan, terkhusus untuk para turis. Mau langsung ambil paket yang all in untuk seharian full, atau lainnya, yang juga tersedia di mesin itu. Jadi sebelum beli, bisa dilihat-lihat dulu link di atas ya.
Terus, setelah sampai di Bern gue ngapain ya?
Menginap dimana? Dan ada apa saja di sana?
Ada makanan halal nggak ya?
Semua bakal gue share ditulisan berikutnya.
Di tunggu yaa :)
No comments:
Post a Comment