Thursday, September 28, 2017

Hidup Bukan Untuk Bergengsi

Seiring bertambahnya usiatak dipungkiri jika kebutuhan hidup pun ikut meningkatEntah itu untuk kehidupan sosialpendidikan maupun sekadar urusan ‘perut’. Dan semua itu membutuhkan uang untuk membiayai segalanyaTak heran jika persaingan antar manusia dalam dunia kerja pun semakin ketatSeakan-akan manusia hidup untuk bekerjabukan bekerja untuk hidup
Entah untuk sekadar memenuhi kebutuhan atau membangun kesuksesan dalam hidupnyaNamunsebenarnyatolak ukur dari kesuksesan seseorang itu diukur dari apa? Dari seberapa banyak digit di rekeningnya? Dari seberapa banyak angka di slip gajinya? Dari seberapa mewah rumah yang berhasil dibeli? Dari seberapa banyak mobil yang dimiliki? Dari seberapa banyak harta yang berhasil diraihAtaudari seberapa tinggi posisi jabatan yang berhasil dicapai?
Jika tolak ukur kesuksesan seseorang diukur dari semua hal di atastak heran jika semakin hari manusia akan semakin arogan dan egoisTidak akan ada lagi persaingan sehat antar sesama. Korupsi akan semakin menjamur dan manusia pun akan dengan santainya saling menyikut satu sama lain. Seakan apa pun sah untuk dilakukan demi mencapai kesuksesan versi bergengsi.
Tetapijika tolak ukur kesuksesan seseorang dilihat dari seberapa sukses ia merubah lingkungannya ke arah yang lebih baikmaka kedamaian akan hadirTak perlu perubahan yang besarSekecil apa pun tindakan yang dilakukanselama memberikan dampak yang positifmaka kamu telah sukses.
Bisa dimulai dengan kembali meramaikan tempat-tempat ibadah yang mulai terlihat sepi akan umatmenjadi relawan atau pun donatur di sebuah rumah singgah sehingga mereka yang membutuhkan mendapatkan penanganan dengan baikataudengan hanya sekadar menebar senyum untuk kembali membangun lingkungan yang ramah dan bersahabat.
Apakah pantas seseorang yang telah melakukan banyak terhadap lingkungannya tidak mendapat predikat ‘sukses’ hanya karena ia tidak memiliki rumah berlantai duaSementara seseorang dengan rumah berlantai dua mendapat pujian sukses padahal ia korupsi
Apakah pantas seseorang yang telah berhasil membantu masyarakat miskin tidak mendapat predikat ‘sukses’ hanya karena ia tidak memiliki banyak uang ditabungannya?Sementara seseorang yang berkehidupan hedon dikatakan sukses hanya karena angka ditabungannya begitu panjang bagaikan kereta?
Karena sukses tidak hanya memulu tentang diri sendiriTentang materiTentang dunia. Sukses adalah dimana manusia dapat saling bermanfaat bagi satu sama lain di lingkungannyaAdalah dimana manusia dapat melakukan tindakan yang berdampak pada kualitas hidup yang lebih baikdengan kebaikan hakiki.
Oleh sebab manusia hidup bukan hanya untuk bergengsiNamununtuk dapat bermanfaat bagi sesamaBerhasil membantumembahagiakanmendamaikan kehidupan serta dekat dengan Tuhan adalah tolak ukur dari kesuksesan yang sebenarnya.










With love,

No comments:

Post a Comment