Saturday, March 19, 2022

Kepala yang Riuh

Suara di kepala terlalu ramai, seperti puluhan orang yang sedang berteriak di pasar malam. Saling menghayut dengan suara mesin dari tiap wahana yang sedang berputar, silih berganti. Aku, seperti jarum dalam jerami, tidak terlihat. Atau, sulit untuk ditemukan?

Suara semakin riuh, bukan karena mereka bertepuk tangan, tetapi karena suara yang saling sahut-menyahut, hingga mereka lelah. 


Setiap teriakan yang terdengar mengandung arti. Ada yang ingin melepas penat, melepas rasa takut, atau sekadar melepas beban yang bertumpuk dipundak. Berharap setiap teriakan yang keluar bisa bantu meringankan.


Tidak ada usaha yang sia-sia, katanya.

Ketika hidup terus berputar, maka suara itu akan tetap ada. Entah akan selalu ramai atau ikut tenggelam dengan matahari.


Malam datang tidak seperti biasa. Terasa lebih lama, tidak ada warna oranye, apalagi merah muda-keunguan. Matahari tenggelam bersama langit gelapnya.


Terdengar matahari membisik sebelum ia benar-benar tenggelam. Bisikan yang penuh harap.


Esok akan baik-baik saja, katanya.

No comments:

Post a Comment