Wednesday, August 12, 2015

Metamorfosis Kupu-kupu

Tidak ada yang instant dalam kehidupan ini. Bahkan, mie instant yang disebut-sebut instant pun sebetulnya tidak instant juga. Kita membutuhkan proses, dan proses yang harus dilakukan adalah dengan memasaknya terlebih dahulu sebelum menikmatinya. Begitu pun juga dengan kesuksesan seseorang. Tidak ada seorang pun yang langsung dapat menikmati segalanya tanpa melalui sebuah proses.

Baik itu kesuksesan dari segi karir, finansial, pendidikan maupun percintaan. Kesuksesan seorang individu sama halnya seperti metamorfosis kupu-kupu. Tumbuh dari bawah secara perlahan hingga pada akhirnya memiliki sayap untuk melihat dunia.

Kupu-kupu yang cantik pada awalnya terlihat jelek.
Ketika menjadi ulat, ia diacuhkan. Tidak ada yang menyukai. Bahkan, jijik.
Begitu pun juga dengan awal kesuksesan seorang individu.
Ketika ia lahir ke dalam 'dunia' yang baru, ia diacuhkan. Tidak ada banyak orang yang melihatnya. Bahkan, cenderung tidak peduli dengan keberadaannya.

Sang ulat mencari makan hingga berhari-hari untuk tetap hidup. Ada perasaan was-was menghampiri. Apakah ia akan menjadi target dari mangsanya? Namun ada yang tetap berusaha keras, berjuang dan tidak menyerah begitu saja. Dan ada juga yang pasrah hingga akhirnya mati ditelan mangsa.
Manusia, mencari makan hingga berhari-hari untuk tetap hidup. Perasaan was-was seringkali menghampiri. Apakah inovasi dan idenya akan diterkam oleh rekan kerjanya atau tidak? Namun, ada yang terus berusaha keras, berjuang dan tidak menyerah. Dan ada juga yang pasrah hingga terlihat tidak berguna.

Ulat yang berjuang adalah ulat yang tahu bagaimana cara mengembangkan dirinya melalui berbagai macam ide. Mencari cara agar dapat terhindar dari incaran mangsa.
Manusia yang berjuang adalah manusia yang tahu bagaimana cara menimpahkan inovasi dan ide yang telah diterkam dengan berbagai pengembangan ide dan inovasi baru. Mencari cara untuk terus bangkit meski dijatuhkan berulang kali.

Ketika ulat berhasil menyelamatkan diri dari para pemangsa, ia pun berubah menjadi kepompong. Fase ini merupakan fase stabil, dimana ia tidak bergerak selama menjadi kepompong. Hingga struktur tubuhnya terbentuk. Jika kepompong tersebut berhasil bertahan, maka ia pun akan berubah menjadi seekor kupu-kupu cantik.
Ketika manusia berhasil menyelamatkan diri dari para penerkam, ia pun berhasil mendapatkan posisi yang lebih baik, menjadi individu yang banyak belajar dan tangguh. Fase ini merupakan fase stabil, dimana seorang individu sedang mempertahankan kesuksesan awal yang berhasil diperoleh. Jika mampu bertahan dan menjadi semakin baik, maka ia akan mendapatkan posisi yang lebih baik lagi.

Jika kepompong berhasil bertahan, maka keluarlah ia menjadi seekor kupu-kupu yang cantik. Seekor kupu-kupu yang menjadi perhatian banyak orang karena kecantikannya. Seekor kupu-kupu yang dapat terbang melihat dunia lebih tinggi. Berada diposisi atas. Mengepakkan sayapnya ke sana kemari. 
Jika seorang individu mampu bertahan, maka ia akan berhasil menjadi seorang individu yang sukses. Seorang individu yang dikenal oleh banyak orang, tidak lagi diacuhkan. Seorang individu yang setiap karya, inovasi dan kinerjanya dihargai. Seorang individu yang tidak perlu repot-repot lagi berusaha lebih keras untuk menunjukkan keberadaannya di lingkungan sekitar. Seorang individu yang telah berhasil meraih posisi paling atas. Dapat melihat dunia melalui berbagai penjuru.

Ingat, ulat yang hanya bisa 'merangkak' pun akhirnya bisa terbang.
Ulat yang dibuang pun akhirnya dicari.
Ulat yang dinilai menjijikan pun akhirnya dielu-elukan.
Ulat yang diacuhkan pun akhirnya dikejar.
Ulat yang dinilai jelek pun akhirnya menjadi cantik.
Ulat yang berada dipaling bawah pun akhirnya dapat melihat dunia.
Hanya, jika kamu mau menjadi seekor kupu-kupu.




With love,

No comments:

Post a Comment