Lagi-lagi, batu karang terkena imbas oleh hantaman-hantaman ombak ulah si batu yang kembali membuka kepingan-kepingan dirinya kepada batu-batu yang lain. Seakan ia paling tersiksa, paling teraniaya dan paling butuh rasa empati. Sebesar apa pun batu karang berusaha melakukan segalanya, sebesar itu pun batu melihat ia tak pernah melakukan apa-apa. Batu seperti tidak mempedulikan apa yang dirasakan oleh batu karang. Batu lebih membiarkan hantaman demi hantaman ombak yang begitu kencang jatuh pada batu karang. Yang terpenting, ia selamat.
Kembali, kepingan demi kepingan ia bagikan.
Seakan berbisik melalui angin yang berhembus kencang. Mengalahkan kecepatan mobil F1 yang sedang melaju. Entah apa yang ada di dalam kepingan itu. Entah apa yang dibagikan. Dan entah seberapa kepingan batu yang ia lebihkan, tidak sesuai dengan ukuran seharusnya. Hiperbol.
Imbasnya, selalu saja batu karang. Selalu saja.
Tidak banyak yang bisa batu karang sampaikan. Hanya terima kasih.
Terima kasih atas kebaikannya dalam membiarkan ombak terus menghantami.
Terima kasih atas penilaian bebatuan lain terhadap batu karang, berkat kepingan yang kau lebihkan.
Terima kasih.
With Love,
No comments:
Post a Comment