Monday, February 9, 2015

Bersyukur, Aku Masih Cinta

Indonesia, negara yang memiliki beraneka ragam bahasa, kebudayaan serta keindahan alam yang tidak akan pernah bisa ditiru oleh negara mana pun. Sebesar apa pun negara lain berusaha untuk meniru, yang originallah yang selalu paling baik dan berkualitas. Kita seharusnya bersyukur dengan keindahan alam yang Tuhan berikan kepada Indonesia. Karena kita tidak hanya sekedar melihatnya, tapi juga menikmati setiap keindahan yang ada.

Sebagian dari penduduk Indonesia mungkin merasa lebih keren jika dapat mengelilingi dunia. Berfoto dengan panorama terbaik. Tapi jangan tinggalkan Indonesia. Karena Indonesia, seperti hati.

Terkadang, ketika seseorang sedang berada dalam tahap pendekatan. Mereka akan berusaha sekeras mungkin untuk mengetahui bagaimana perasaan dari seseorang tersebut kepada dirinya. Ia menyelami orang tersebut lebih dalam, untuk mengetahui tentangnya lebih jauh. Seperti itulah hati Indonesia.

Mungkin yang kamu lihat dari Indonesia adalah semrawutnya tata kota, banjir, kriminalitas atau para petinggi yang sedang berebut kursi. Jika dalam hitungan persentase, mungkin itu hanyalah 5% dari Indonesia yang kamu ketahui. Kenapa tidak menyelam lebih dalam untuk mengetahui 95% lainnya? Bagaimana kamu bisa menumbuhkan rasa cinta kalau kamu belum betul-betul mengenalnya?

Perasaan seseorang memang pada awalnya berawal dari mata. Itulah sebabnya muncul istilah cinta pada pandangan pertama. Dan aku juga memiliki cinta pada pandangan pertama kepada  Indonesia. Tak dipungkiri, aku memang mengagumi keindahan alam dari negeri lain, selalu takjub dengan pemandangan serta kebersihan yang disuguhkan. Hingga suatu hari, Yogyakarta membantahkan segalanya.

Aku sedang dalam proses pendekatan dengan negeriku sendiri. Dan semua berawal dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Saat itu adalah libur panjang akhir pekan. Aku dan kelima temanku memutuskan untuk menghabiskan liburan akhir pekan di Yogyakarta. Kota yang terkenal dengan gudeg dan bakpianya itu menyuguhkan kebudayaan Jawa yang bisa dibilang masih cukup kental. Kami menyambangi beberapa tempat wisata yang ada di Yogya. Ini adalah kali ketiga aku mengunjungi kota yang dipenuhi dengan anak-anak muda yang kreatif.

Hingga akhirnya cinta pada pandangan pertamaku muncul saat aku berada di Pantai Pok Tunggal, daerah Gunung Kidul. Di sana, terdapat beberapa pantai yang bisa kamu kunjungi. Pemandangannya tidak kalah dengan negeri-negeri lain. Suara ombaknya, senjanya dan tebingnya menambahkan rasa cinta yang awalnya hanya sebatas pandangan kini turun ke hati. Menetap di sana.

Tebing yang ada di Pantai Pok Tunggal

Pemandangan saat Senja tiba di Pantai Pok Tunggal

Pantai Pok Tunggal, tidak kalah indah dengan pantai-pantai 
yang ada di negeri lain, bukan?

Presentase pendekatanku dengan Indonesia bertambah sedikit demi sedikit. Rasa banggaku bermunculan. Bangga karena telah membiarkan diri ini menyelami Indonesia lebih dalam. Bangga dengan negeri sendiri. Perasaanku kepada Indonesia bertambah. Dan sangat bersyukur kepada Tuhan karena telah memberikan Indonesia keindahan alam dengan sejuta pesonanya.

Memang, akhir-akhir ini pemerintahan di Indonesia sedang bermasalah, atau mungkin selalu bermasalah? Entahlah. Sebagian dari para penduduk Indonesia pun kelihatannya sudah muak dan ingin hijrah dari negeri ini. Bukan, itu bukan solusi yang tepat. Tinggalkan orangnya bukan negaranya.

Bagaimana pun, pendekatanku dengan Indonesia akan terus berjalan. Menyelami 95% yang tidak aku ketahui dari Indonesia. Membiarkan cinta yang tertanam di mata tumbuh ke hati. Jiwa yang berkebangsaan Indonesia ini tidak akan dilunturkan. Bersyukur, karena aku masih cinta.  






 With love,  
   

2 comments: