Sunday, May 29, 2011

Hujan dan Pelangi

Aku adalah hujan. Hujan yang kerap kali menghiasi kehidupan dengan keindahan awan berwarna abu-abu dan rintikan-rintikan lembut hingga keras. Dan setelahnya, akan ada pelangi yang tidak kalah indahnya menghampiri hujan yang sudah berhenti menangis. Ya, dia adalah pelangi. Pelangi yang menghiasi kehidupan hujan dengan keindahan warna yang ia miliki. Hujan dan pelangi adalah pasangan yang sangat indah. Saling mengisi kekurangan yang tidak dimiliki sesama. Pelangi tidak akan bisa menghampiri hujan, jika hujan tidak menangis. Hujan tidak cengeng, ia hanya tidak dapat hidup tanpa pelangi disisinya. Dan pelangi tidak egois, ia hanya tidak dapat hidup jika hujan tidak ada. Pertemuan hujan dan pelangi memang sangat singkat. Bertemu, berkenalan, hingga suatu saat pelangi berjanji akan selalu ada untuk hujan setiap saat hujan sudah berhenti menangis dan menceritakan bagaimana sedihnya perasaan hujan melalui genangan air yang jatuh ke bumi. Indahnya pelangi selalu ada untuk hujan selama setahun penuh, ia selalu menghampiri dan menemui pelangi dengan penuh cinta, tapi kemudian, pelangi pergi meninggalkan hujan. Hujan selalu menangis untuk mengceritakan kekecewaan, sakit dan kesedihan dalam setiap tetes air yang jatuh ke bumi. Sampai akhirnya, hujan terus menangis agar pelangi dapat hadir kembali menyebarkan keindahan warna yg dimiliki, seperti sedia kala. Hujan menunggu dengan tenang selama setahun lamanya, hingga pada akhirnya pelangi tidak muncul. Kini hujan sudah tidak mempunyai pelangi. Pelangi yang mengindahkan bumi. Sampai akhirnya matahari datang untuk sekedar meminjamkan bahunya dan mengatakan; bahwa ia akan selalu menyinari hujan meski hujan tidak dapat membendung kembali air-air yang ada di dalamnya.





With love,

No comments:

Post a Comment